Sunday, September 6, 2009

:. Adakah Kita Sebenar-benar Hamba? .:

Sunday, September 6, 2009 |
Bismillah..

Tengah hari tadi semasa aku buru-buru hendak ke tempat angkut kerana menyedari aku telah terlewat untuk kelas Pharmacology, tiba-tiba pandangan aku tertarik pada kelibat seorang lelaki tua yang aku kira sudah lebih separuh abad. Mungkin sebaya ayah.

Aku kagum melihat ketabahan pakcik tersebut yang bersungguh-sungguh menarik dorongannya (seperti kereta sorong) yang penuh berisi muatan dengan penuh kepayahan. Sesekali ia berhenti seketika menarik nafas dalam dan mengesat keringat yang sudah membasahi baju di bahagian leher. Dengan hanya berselipar jepun yang sudah hampir nipis dimakan jalan, berpakaian compang- camping, ia gagah meredah panas terik matahari di bulan puasa untuk mencari sesuap nasi meneruskan sisa-sisa hidup.

Semakin hampir diri ini dengannya, semakin tidak terbendung rasa sebak yang menumbuk jiwa. Aku memikirkan bagaimana keadaan keluarganya. Dengan hanya mengutip barang-barang lama, aku pasti hasilnya tidak seberapa. Bagaimana dengan isteri dan anak-anak? Apakah yang menjadi santapan mereka sekeluarga ketika berbuka mahupun makan minum mereka di bulan-bulan biasa? Tidur mereka pula di mana?

Sedang aku dan keluarga, Alhamdulillah melimpah ruah rezeki yang ALlah swt kurniakan. Cukup makan, cukup pakai, boleh bersekolah sudah mewah dirasakan. Alhamdulillah. Melihat kesusahan dan penderitaan orang lain, semakin bertambah rasa syukur atas segala nikmat kurniaan-Nya yang kadang-kadang terlupa untuk menzahirkannya. Saat diri merasakan susah, rupa-rupanya ada orang lain yang lebih merasa susah. Semoga kamu sentiasa dalam Pemeliharaan dan kasih sayang daripada Penciptamu, aminn..

Dari Imran Bin Hussien, Muhammad saw bersabda:

"Sesungguhnya ALlah mencintai hamba-Nya yang beriman, miskin, memelihara kehormatan dirinya dan mempunyai tanggungan keluarga". (HR Ibn Majah)


"Nasib setiap manusia itu tidak sama dan tergantung kepada ALlah swt. Namun kita dituntut untuk berusaha menjadikan setiap hari-hari kita adalah yang terbaik sebagai seorang muslim. Untung saja kalian di sini dilahirkan daripada keluarga yang senang. Coba saja jika kalian dilahirkan sebagai anak pengulung (pengutip sampah) mungkin kalian tidak bersenang-senang di sini mengikuti pengajian ini, tapi mungkin sedang berbaring di bawah-bawah jembatan menunggu dihalau oleh polisi. Tapi adakah setiap hari celik saja mata, kalian mengucapkan syukur atas nikmat ALlah? Atau jika tidak, saat ditimpa musibah kalian meratapi lalu bertanya-tanya kepada ALlah mengapa kalian diuji. Begitu kan?" Kata-kata Pak Romi semasa taklim beberapa minggu lepas cukup menyentap hati ini.

Abu Musa ra memberitakan, Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya ALlah swt menciptakan Adam dari sebuah genggaman yang Dia genggam dari berbagai jenis tanah. Itulah sebabnya anak Adam(yakni umat manusia) beraneka macam sebagaimana ragam jenis tanah itu. Di antara mereka ada yang berkulit merah, ada yang berkulit putih, ada yang berkulit hitam, dan adapula yang berkulit campuran di antara tersebut. Di antara mereka ada yang bersifat mudah, ada yang bersifat sulit, ada yang bersifat buruk, dan ada yang bersifat baik, serta ada pula yang bersifat campuran di antara sifat-sifat tersebut" (HR Abu Daud dan Tirmidzi)

Inilah adalah lumrah kehidupan. Setiap yang ALlah swt ciptakan tidaklah sia-sia tetapi mempunyai hikmah di sebaliknya walaupun sesetengah ciptaan ALlah swt tidak kita mengerti dengan akal fikiran kita yang terbatas. Ada yang miskin, ada yang kaya. Ada yang cantik, ada yang sebaliknya. Mengapa perlu ada perbezaan ini? Adakah ALlah swt sengaja mencipta golongan yang lemah untuk ditindas? Adakah ALlah swt menciptakan golongan yang kurang cerdik diperlekehkan oleh mereka yang bijaksana?

Tak! ALlah swt cipta yang lemah untuk dilindungi oleh yang lebih berkeupayaan. Si kaya memberi kepada si miskin. Si bijaksana membimbing si kurang cerdik agar dia tidak terus dalam kejahilannya. Itu adalah cara ALlah swt mendidik jiwa kita supaya lebih bersyukur atas segala nikmat-Nya. Tapi manusia akhir zaman ini yang semakin jauh daripada karma Tuhan. Yang kaya terus berlumba-lumba mengejar kekayaan sehingga menindas golongan yang miskin. Si bijaksana terus kagum dengan ilmunya, membiarkan yang jahil tetap dalam kejahilannya. Mereka lupa tanggungjawab sebagai khalifah di bumi ALlah swt.

Wahai manusia! Sungguh, Kami telah Menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.(49:13)

Kita memang beragam tapi penilaian ALlah swt hanya satu iaitu hamba yang bertaqwa. Walau kita miskin, kita kaya, kita cantik, kita 'hensem', kita 'pandai' itu hanya permainan dunia bukan tiket untuk kita menempah tempat yang baik di alam 'sana'. Melainkan kelebihan itu kita gunakan untuk mencari keredhaan-Nya. Si kaya memberi pada si miskin agar sama-sama merasa. Apa yang ada di hati bukan kemewahan dan kekuasaan yang bersifat sementara tapi mencari keredhaan ALlah swt dan keberkatan hidup di dunia untuk merebut tiket menuju jannah yang kekal selamanya iaitu buat hamba-hamba-Nya yang bertaqwa. Adakah kita termasuk hamba-Nya yang bertaqwa?

Bersamalah kita menilai kembali apakah arah tujuan hidup kita selama ini? Adakah kemewahan hidup yang kita cari? Adakah pangkat dan kekuasaan yang kita gilai? Atau kita mengejar kehidupan seolah-olah kita tidak akan mati? Tepuk dada tanya iman. Jawapannya ada pada diri kita sendiri dan perubahan itu juga adalah melalui diri kita sendiri. Kita yang akan menentukan hala tujuan hidup kita, sama ada hanya ingin kebahagiaan dunia yang bersifat sementara atau mengejar dunia untuk mencari yang akhirat. Jika tahu tujuan hidup, kita pasti tahu apa yang harus kita lakukan untuk mencapai 'target' kita itu, InsyaALlah.

Semoga di bulan penuh keberkatan dan kemuliaan ini, kita punya lebih banyak masa untuk berinteraksi dan mengenal diri sendiri yang selama ini kita lupa bertanyakan khabarnya.

Semoga berbahagia dan berjaya, duniawi wa ukhrawi, Aminn ya rabbal 'alamin.


Allahu'alam..


Related Posts



0 kritikan:

Salam Ta'aruf

My photo
Kebahagiaan Itu Adalah Sebuah Ketenangan dan Ketenangan Itu Adalah dengan Mengingati Tuhan..

Masa Itu Emas

Ukhwah Fillah

Followers

Hiburan Mendidik Jiwa

Jejak Kembara

 

Hadis Nabi

Doaku untuk-Mu

Bismillah..

Ya ALlah

Jika aku jatuh cinta
Cintakanlah aku pada seseorang
Yang melabuhkan cintanya pada-Mu
Agar bertambah kekuatanku untuk mencintai-Mu

Ya Muhaimin
Jika aku jatuh hati
Izinkanlah aku menyentuh hati seseorang
Yang hatinya tertaut pada-Mu
Agat tidak terjatuh aku dalam jurang cinta nafsu

Ya Rabbana
Jika aku jatuh hati
Jagalah hatiku padanya
Agar tidak berpaling daripada hati-Mu

Ya Rabbul Izzati
Jika aku rindu
Rindukanlah aku pada seseorang
Yang merindui syahid di jalan-Mu

Ya ALlah
Jika aku menikmati cinta kekasih-Mu
Janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan
Indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhir-Mu

Ya ALlah
Jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu
Jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh
Dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu

Ya ALlah
Jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu
Jangan biarkan aku melampaui batas
Sehingga melupakan aku pada cinta hakiki
Dan rindu abadi hanya kepada-Mu

Aminn..Ya Rabbal 'Alaminn..

Kalam Allah

Copyright © Lakaran Pena Kehidupan | Powered by Blogger | Template by Blog Go Blog